Tere Liye, saya lupa kapan kali pertama saya mengenal tulisan
beliau. Yang jelas, begitu membaca karya beliau untuk pertama kalinya saya
langsung jatuh cinta di saat itu juga. Buku pertama yang saya baca waktu itu adalah 'Daun Yang Jatuh Tak Pernah membenci nNgin'.
Saya yakin sebagian dari kita sudah
mengenal beliau. Penulis yang hampir setiap tahun produktif menerbitkan karya. Bahkan
beberapa sukses di putar dalam layar lebar.
Dalam kesempatan
kali ini saya akan meresensi salah satu karya beliau. Bukan yang terbaru
memang. Tetapi saya baru membacanya beberapa hari yang lalu. Buku ini sudah
difilmkan. Tetapi, rasanya kurang afdhol kalau tidak membaca novelnya. Karena menurut
riset abal-abal yang pernah saya lakukan, novel lebih asyik dibanding dengan
filmnya. Dan demi membuktikan perkataan-perkataan itu, kali ini saya juga akan
mencoba membuktikan apakah pernyataan mereka benar atau itu tergantung dengan
perspektif masing-masing?
Judul :
Bidadari Bidadari Surga
Pengarang :
Darwis Tere Liye
Penerbit :
Republika
Tahun :
2008
Cetakan :
XXIV
Jumlah halaman : viii
+ 363 halaman
Harga : 47. 0000,00
Sinopsis
Laisa, adalah sulung dari lima bersaudara. Dia bersumpah akan
memberikan kesempatan pada adik-adiknya untuk menjadi orang-orang yang hebat.
Sumpah yang membuat terang-benderang seluruh kisah ini.
Laisa, adalah sulung dari lima bersaudara. Menyimpan seluruh
pengorbanannya seorang diri hingga detik terakhir hidupnya. Saat empat
adik-adiknya pulang secepat mungkin ke Lembah Lahambay yang indah, menemui
Kakak yang membutuhkan mereka untuk pertama kali seumur hidupnya.
Novel ini tentang kasih-sayang keluarga, tentang pengorbanan
seorang kakak.
Kapan terakhir kali kita memeluk adik-adik kita dan berlinang ari
mata bilang, meski mereka menyebalkan, kita sungguh sayang pada mereka.
Dan sebaliknya, kapan terakhir kali kita memeluk kakak-kakak kita,
dan bilang, meski mereka cerewet, suka menyuruh-nyuruh, kita sungguh menghargai
mereka.
*******
Seperti yang telah digambarkan secara garis umum pada sinopsis
novel ini, penulis menyuguhkan sebuah kisah menarik tentang sebuah keluarga. Cerita
ini diawali dengan sebuah pesan yang dikirimkan emak kepada ke empat anaknya. Sebuah
pesan penting yang mengharuskan ke empat anaknya segera bergegas pulang ke
rumah di Lembah Lahambay, saat itu juga. Tidak memperdulikan segala situasi
yang tengah mereka hadapi saat itu. Mereka harus segera pulang.
Tere Liye meracik kisah-kisah sederhana menjadi kisah memukau. Kisah
tentang Kak Liasa, seorang kakak dari Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan
Yashinta. Kisah tentang Kak Laisa yang selalu ada dan mendukung atas ide briliant
Dalimunte. Kak Laisa yang begitu sabar menghadapi tingkah adik-adiknya yang
nakal seperti Wibisana dan Ikanuri atau menghadapi Yashinta yang selalu
antusias dengan hal-hal baru. Kak Laisa yang selalu menjadi orang pertama bagi
adik-adiknya di kala mereka sedang tertimpa kesulitan. Kak Laisa adalah
pahlawan bagi ke empat adiknya. Rela mempertaruhkan segala yang ia punya demi
adik-adiknya.
Dalam novel ini juga mengisahkan tentang kesuksesan keluarga kecil
tersebut setelah berjerih payah dalam berusaha. Mimpi mereka dapat tergenggam. Namun
hanya satu yang tidak dapat mereka wujudkan. Bahkan hingga Kak Laisa
menghembuskan napas terakhirnya. Itu bagi adik-adiknya. Namun sesungguhnya
tidak bagi Kak Laisa. Karena Kak Laisa memaknai kehidupan yang ia jalani dengan
pandangan sederhana yang tak pernah terpikirkan oleh adik-adiknya.
Setelah membaca buku ini
saya tersadar. Bahwa ternyata saya sangat jauh dari sosok kakak yang
seharusnya. Kak Laisa sungguh sosok yang sempurna. Nyatanya saya masih terlalu
egois dengan diri sendiri. Pengorbanan yang dilakukan Kak Laisa sudah pasti
tidak ada bandingannya dengan apa yang telah saya perbuat. Kak Laisa sungguh
kakak berhati mulia. Pantaslah novel ini diberi judul Bidadari Bidadari Surga.
Andai semua orang hatinya seperti Kak Laisa. Ah! Tetapi tentu tidak mungkin. Meski
pun begitu, setidaknya dari novel ini saya termotivasi untuk menjadikan diri
saya lebih baik lagi.
Novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan. Anak-anak hingga para
orang tua. Sangat istimewa jika dijadikan hadiah untuk orang-orang yang kita
sayangi dan cintai.
Alur ceritanya maju-mundur. Sangat menarik. Sehingga tidak monoton
dan tidak ketebak kisahnya. Saya suka dengan gaya penulisan Tere Liye yang khas
dan ringan. Diksi yang dipakainya beragam. Kisahnya inspiratif. Bab-bab dalam
novel ini juga pendek jadi membuat yang membaca tidak bosan, yang ada makin
penasaran dan tidak sabaran ingin segera melahap bab selanjutnya. Oya, Sudut pandang dalam novel ini juga berbeda-beda. Kadang dari sudut pandang Dalimunte, kadang Ikanuri, kadang WIbisana, Kadang Yashinta. Tidak melulu Kak Laisa. Dan yang terakhir, ternyata benar loh bahwa novelnya jauh lebih seru dibanding filmya. Hehe
Saya kurang begitu
suka dengan covernya. Kurang menarik. Tidak semenarik isinya yang sungguh
di luar dugaan saya. Saya suka keseluruhan novel itu kecuali covernya. Hehe. Untuk yang ingin tahu apa saja perjuangan-perjuangan yang
dilakukan Kak Liasa untuk keempat adiknya dan apa saja kesuksesan yang diraih
oleh keluarga kecil tersebut, jangan ragu-ragu untuk membawa pulang novel ini
dan dijadikan koleksi di rak buku kamarmu. Bintang lima deh buat novel ini. :) :)
#OneDayOnePost
#ODOPbatch5
#Tantangan 3